Kamis, 24 Desember 2015



Setelah imam dan umat beriman menandai diri mereka dengan tanda salib, imam memberikan salam kepada mereka, dengan berkata, "Tuhan bersamamu." "Tuhan sertamu." (Lukas 1:28). "Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus bersamamu." (2Kor 13:13), atau "Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan kita, Yesus Kristus besertamu." (1Kor 1:13), "Kasih karunia rahmat dan dami sejahtera dari Allah Bapa dan PuteraNya Yesus Kristus besertamu", (2Yoh 3). Lantas umat menjawab, "Dan sertamu juga atau dan bersama Rohmu." (Pneuma/Spiritus).

Bersama 'Rohmu' Ditekankan dalam liturgi Ekaristi sekarang ini untuk mengingatkan inti yang paling utama dalam diri manusia, yakni rohnya, yang menghidupkannya, dan memberikannya semangat. Roh adalah bagian dalam diri manusia yang merupakan anugerah Allah (Ruah) yang tak dapat mati. Dalam roh kita ini Tuhan ada selalu bersama.

Salam dalam Ekaristi adalah sapaan yang sangat dalam maknanya, sebagaimana Malaikat Gabriel menyapa Maria (Tuhan sertamu), dan para rasul menyapa umat Allah untuk menunjukkan hakekat dirinya sebagai orang-orang yang dirahmati, yang disertai selalu oleh Tuhan, yang tak pernah meninggalkan mereka (Immanuel). Apalagi kehadiran Tuhan adalah berkat bagi umat Allah (Berkat: Benedictus- dari bene (baik) dan dicere (bicara) = Bicara baik

Kata-kata yang baik  yang adalah berkat membuat hidup menjadi bergairah, bersemangat, bahkan bermakna. Bandingkan dengan sapaan-sapaan atau salam "Selamat pagi." "Selamat berjumpa." "Selamat datang." Semuanya membesarkan hati yang mendengarnya, yakni bahwa kita diterima, dicintai, menjadi satu dan diberkati. Salam dalam arti ini menjadi tanda penghargaan dan hormat bagi semua yang hadir dan saling menghadirkan diri satu sama lain. Dengan mengucapkan salam kita diingatkan bahwa kita adalah satu tubuh, satu keluarga, mempunyai roh yang sama, dikumpulkan oleh Kristus yang bangkit, dipersatukan oleh roh kudus, mempunyai tujuan yang sama, berkarya untuk kerajaan Allah yang sama.

Perhatikan bahwa salam (Tuhan sertamu) diucapkan selain pada bagian pembukaan, juga pada sapaan sebelum injil (Kisah hidup, karya dan mister paskah Kristus) dan sebelum doa Syukur Agung (Doa pujaan Syukur Agung oleh gereja atas persembahan dan pemberian diri seutuhnya Kristus yang sungguh hadir dalam Ekaristi). Semuanya untuk tujuan yang satu dan sama, salam merupakan doa satu sama lain agar (rahmat, damai sejahtera, kasih Kristus dari Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus) selalu ada dalam hidup kita masing-masing. Terutama bagi imam (Ketika umat menjawab, "Dan bersama rohmu.") agar ia dipenuhi dengan kehadiran Kristus dalam Roh Kudusnya untuk menghadirkan Kristus yang nyata dalam Ekaristi.

Betapa indah dan bermakna, "salam" dalam perayaan Ekaristi, maka dari itu sangat perlu diucapkan dengan sungguh-sungguh dan mendalam sambil meresapi makna kata-kata berkat yang ada didalamnya. Jangan dengan basa basi karena sudah terbiasa, tapi dengan penuh gairah dan semangat, dan dengan senyum yang ramah dan hangat menyapa, sambil merentangkan tangan dengan anggun

Sumber: Katakese, warta paroki St.Joseph pelindung para pekerja 

0 komentar:

Posting Komentar